
Komisi V DPR Papua Tengah Dukung Pembentukan Perdasus Literasi dan Honai Literasi Daerah
Nabire, Humas DPR PT – Komisi V DPR Papua Tengah menyatakan komitmennya untuk memperkuat ekosistem literasi di wilayah tersebut melalui pembahasan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Literasi dan pembentukan Honai Literasi Papua Tengah sebagai pusat koordinasi komunitas. Komitmen itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat bersama Komunitas Teras Literasi Mahasiswa, yang digelar di ruang rapat Komisi V DPR Papua Tengah, Selasa (14/10/2025).
Rapat
yang dipimpin Ketua Komisi V Naomi
Kotouki, SH dihadiri Wakil Ketua Komisi V Anis Labene dan Sekertaris Komisi V Ardi, Anggota Komisi V Stella
Misiro serta sejumlah pegiat literasi seperti Alexander Giyai, Nunias Selegani, dan Mecky Tebai, Anie Butu.
Ketua
Komisi V Naomi Kotouki
menyatakan dukungan penuh terhadap usulan komunitas. Ia menegaskan, pihaknya
akan menginisiasi pembahasan Perdasus
Literasi dan menjadwalkan Rapat
Dengar Pendapat (RDP) lanjutan dengan Dinas Pendidikan.
“Komisi
V juga akan memfasilitasi audiensi dengan Gubernur Papua Tengah agar dukungan
terhadap gerakan literasi dapat diwujudkan secara konkret,” kata Naomi, kepada
Humas DPR PT, Selasa (14/10/2025).
Sekretaris
Komisi V Ardi menambahkan bahwa
legalitas kelembagaan sangat penting agar komunitas bisa mengakses bantuan dari
Perpusnas dan menjalin kerja sama dengan universitas nasional.
Arah Literasi Papua Tengah
Dalam
pemaparannya berjudul “Mencari Arah Peta Literasi di Papua Tengah”,
pegiat literasi Alexander Giyai
menyoroti fakta bahwa 44,06 persen
masyarakat Papua Tengah masih buta aksara, sementara 27,9 persen anak usia sekolah tidak
bersekolah, dan 10 persen di antaranya adalah perempuan.
“Situasi
ini menunjukkan betapa mendesaknya literasi sebagai gerakan sosial, bukan
sekadar kegiatan baca tulis,” ujar Alexander. Ia juga mengkritik pendekatan
pemerintah yang lebih mempercayai lembaga luar dibandingkan pegiat lokal yang
telah lama bekerja di wilayah konflik.
Alexander
mengusulkan agar DPR mendorong lahirnya Perdasus
Perlindungan Pegiat Literasi, Zona
Pendidikan Darurat, serta Rumah
Singgah Literasi Papua Tengah yang akan menjadi pusat kegiatan literasi
di delapan kabupaten. “Literasi adalah jalan menuju kesadaran, dan tanpa
perlindungan hukum, pegiat literasi akan terus berjalan sendiri,” ujarnya.
Sementara
Wakil Ketua Komisi V DPRPT Anis Labene
menilai gerakan literasi anak muda merupakan bagian dari upaya membangun masa
depan Papua Tengah yang cerdas. Ia mengusulkan agar kegiatan literasi
diintegrasikan dengan program RPJMD Gubernur
Papua Tengah, seperti Sekolah Sepanjang Hari dan Sekolah
Sepanjang Masa.
Labene mengatakan, kesimpulan dan
tindak lanjut Dalam Rapat menghasilkan lima poin
kesepakatan. Komisi V akan menginisiasi pembahasan Perdasus Literasi Papua Tengah. Akan dijadwalkan RDP
lanjutan bersama Dinas Pendidikan. Mendukung pembentukan Sekretariat
atau Honai Literasi Papua Tengah. Komunitas menyiapkan draft usulan regulasi dan proposal kegiatan.
DPR akan memfasilitasi audiensi dengan
Penjabat Gubernur Papua Tengah.
Naomi
menutup rapat dengan menyampaikan terima kasih atas kontribusi pegiat literasi.
“Gerakan literasi bukan hanya membaca dan menulis, tapi membangun kesadaran
kolektif dan masa depan Papua Tengah,” ujarnya.
Comments
Penihaskeiya
Penihas
ardon bahabol
Saya sangat setuju dan ingin membuka literasi di daerah saya, tapi saya mengalami kendala dri segi donatur, ketika saya lihat generasi Papua sangat minim, dan sangat tertinggal dari segi membaca dan menulis, maka saya sebagai anak daerah ingin buka literari khusunya di Papua pedalaman (wilayah Yahukimo, klasis Ninia)